Green is beautiful

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Denda Rp 30 Juta Ancam Bontang FC


Usai menahan Persik Kediri, Bontang FC terancam sanksi. Manajemen tim berjuluk Laskar Khatulistiwa bisa kena denda sebesar Rp 30 juta karena enam pemainnya mendapat kartu kuning dalam laga itu.

Catatan yang diperoleh dari Pengawas Pertandingan (PP) memaparkan bahwa ada 6 pemain Bontang FC yang mendapatkan kartu kuning. Mereka adalah Tito Purnomo, Aldo Bareto. Iqbal Samad, Sumardi, Anda Hermawan dan Rusdiansyah.

Kartu kuning tersebut diberikan wasit Armando Pribadi setelah enam pemain itu dianggap melakukan pelanggaran, baik kesengajaan menghadang laju pemain lawan, memprotes keputusan wasit dengan keras sampai mengulur-ulung jalannya pertandingan.

Berdasarkan Pasal 52 kode disiplin PSSI maka Bontang FC kini terancam mendapatkan denda sebesar Rp 30 juta. Dalam aturan tersebut ditegaskan bahwa setiap klub yang dalam satu pertandingan pemainnya mendapatkan lebih dari 3 kartu kuning dianggap menunjukkan tingkah laku buruk.

Pelatih Bontang FC Fachri Husaini sendiri sangat menyesalkan kartu kuning yang banyak dituai timnya. Menurut dia, kepemimpinan wasit yang tidak tegas justru menjadi penyebab.

"Wasit saya lihat memberikan kesempatan untuk anak-anak bermain kasar dan berujung pada kartu kuning. Coba kalau dia tegas sejak awal, kejadiannya tidak akan seperti ini," beber Fachri dalam jumpa pers seusai pertandingan di Press Room Stadion Brawijaya, Sabtu (17/10/2009).

Yang lebih disesalkan Fachri adalah keputusan wasit yang dengan gampang mengeluarkan kartu kuning saat anak asuhnya melakukan pelanggaran.

"Untuk Aldo (Bareto) misalnya, wasit posisi ada di tengah lapangan dan saya yakin tidak melihat apa pelanggaran yang terjadi. Dengan gampangnya dia mengeluarkan kartu kuning, tapi sebaliknya saat Aldo dilanggar dia seakan sengaja tidak melihatnya," papar Fachri dengan raut wajah kecewa.

Hal senada diungkapkan Manajer Bontang FC Andi Satya Adi. "Pemain seharusnya memang harus bisa mengontrol emosi. Tapi tadi saya angap wajar kalau mereka marah, karena wasit tidak bisa berbuat adil," tegas Adi.

Perolehan kartu kuning Bontang FC berbalik tak sebanding dengan Persik Kediri yang hanya mendapatkan 2 kartu kuning, masing-masing untuk Saktiawan Sinaga pada menit ke 11 dan Idrus Gunawan pada menit ke 90.

0 komentar:

Posting Komentar